The Prince Journey

"Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk nenantikan saat anak-anak Allah (Lare Gusti - Jawa) dinyatakan". (Roma 8:19)

Mengucap syukurlah dalam segala hal


1 Tesalonika 5:16-18; Mazmur 44:9

”Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:18).

     ”Sudah jatuh tertimpa tangga kok malah disuruh mengucap syukur, ”kata seseorang. Bagi orang yang belum mengetahui rahasia hukum mengucap syukur dalam segala hal akan berkata seperti orang tersebut. Tetapi bagi orang yang mengerti hukum mengucap syukur dalam segala hal akan selalu bersuka cita senantiasa. Ini adalah hukum rohani yang bila dilakukan akan membawa dampak yang luar biasa.
     Suatu ketika George Muller seorang pemilik panti asuhan dan sekaligus seorang pahlawan iman pernah menghadapi satu keadaan tidak ada makanan sama sekali padahal waktu makan malam telah tiba. Apa yang dilakukannya? Dia dan anak-anak asuhannya mulai menata piring, sendok, garpu, gelas dan peralatan makan lainnya di atas meja makan. Kemudian Muller mulai meminta mereka duduk di tempat mereka masing-masing. Tiba-tiba ada seorang anak menceletuk, ”Mana makannya?” Dengan yakin Muller menjawab pertanyaan tersebut, ”Sebentar lagi datang.” Dia kemudian mengajak mereka berdoa mengucap syukur atas berkat yang telah diberikannya sekalipun makanannya belum ada. Setelah amin, tiba-tiba terdengar pintu diketok seseorang dan akhirnya setelah dibuka ternyata terdapat jumlah makanan yang cukup banyak. Makanlah mereka semua malam itu. Hal itu terjadi berkali-kali. Itulah kuasa dari pengucapan syukur.
     Mengucap syukur dalam keadaan baik semua orang bisa melakukannya. Tetapi mengucap syukur dalam segala hal tidak semua orang bisa melakukannya. Kita lebih mudah bersungut-sungut dari pada mengucap syukur bila keadaannya buruk. Bukan berarti kita mengucap syukur atas pekerjaan iblis yang dilancarkan kepada kita atau mengucap syukur atas malapetaka atau kemalangan yang menimpa kita. Bukan! Kita mengucap syukur bukan pada keadaannya tetapi mengucap syukur kepada Tuhan bahwa sekalipun keadaannya buruk Dia pasti menolong dan menunjukkan kebaikan-Nya kepada kita. Sehingga iblis tidak mendapat keuntungan atas kita. Mengapa? Sebab dengan mengucap syukur secara tidak langsung kita berkata Tuhan itu besar, baik dan dahsyat dan iblis atau masalah itu kecil. Dan akhirnya Dia mengubah keadaan yang buruk menjadi yang baik bagi kita.
     Bagaimana dengan Anda? Apakah keadaan yang buruk sanggup menghentikan mulut Anda mengucap syukur? Mengucap syukur (bukan bersungut-sungut!) adalah kehendak Allah atas hidup kita.

Renungan:
     Berhentilah bersungut-sungut bila Anda ingin melihat persoalaan Anda selesai. Mengucap syukurlah maka Tuhan akan bertindak menolong Anda. Haleluya!!!

Mengucap syukur adalah gaya hidup mereka yang berjalan dalam iman.

0 komentar:

Posting Komentar